• Selamat datang di website PT Fiqry Jaya Manunggal. Semoga anda senantiasa sehat afiat. Kami siap melayani anda
Beranda » Blog » Stakeholder “Susah” Diatasi

Stakeholder “Susah” Diatasi

Diposting pada 12 August 2025 oleh admin / Dilihat: 39 kali / Kategori: , ,

Stakeholder “Susah” diatasi: Tantangan & Solusi dalam Proyek

Dalam manajemen proyek, stakeholder adalah individu atau kelompok yang memiliki kepentingan, pengaruh, atau keterlibatan terhadap proyek. Namun, tidak semua stakeholder mudah diajak bekerja sama. Ada tipe-tipe stakeholder yang sulit diatasi — entah karena tuntutannya berlebihan, sikapnya negatif, atau sering mengubah prioritas.

Jika tidak ditangani dengan tepat, stakeholder “susah” ini bisa menyebabkan:

  • Konflik berkepanjangan

  • Keterlambatan proyek

  • Pembengkakan biaya

  • Penurunan moral tim


Karakteristik Stakeholder “Susah”

Beberapa ciri umum yang sering ditemui:

  1. Terlalu Banyak Menuntut – Meminta perubahan terus-menerus tanpa mempertimbangkan sumber daya dan jadwal.

  2. Kurang Kooperatif – Lambat merespons, sulit dijadwalkan untuk pertemuan, atau enggan berbagi informasi.

  3. Pengaruh Negatif – Menyebarkan keraguan atau ketidakpercayaan pada tim proyek.

  4. Tidak Konsisten – Mengubah opini atau prioritas secara tiba-tiba.

  5. Dominan Berlebihan – Ingin mengontrol setiap detail pekerjaan meski bukan bagian dari perannya.


Dampak Stakeholder “Susah” terhadap Proyek

  • Perubahan Ruang Lingkup (Scope Creep): Permintaan tambahan yang tidak terencana.

  • Konflik Internal: Perbedaan pandangan yang berujung pada friksi di tim.

  • Gangguan Jadwal & Biaya: Revisi yang memakan waktu dan biaya ekstra.

  • Tekanan Psikologis: Stres pada manajer proyek dan anggota tim.


Strategi Mengatasi Stakeholder “Susah”

1. Identifikasi Sejak Awal

Gunakan Stakeholder Analysis untuk:

  • Menilai tingkat kepentingan & pengaruh.

  • Mengantisipasi potensi masalah.

  • Menentukan pendekatan komunikasi yang tepat.

📌 Tips: Gunakan Power-Interest Grid untuk memetakan stakeholder berdasarkan pengaruh dan kepentingannya.


2. Bangun Hubungan & Kepercayaan

  • Lakukan pendekatan personal di awal proyek.

  • Dengarkan kekhawatiran mereka tanpa menghakimi.

  • Tunjukkan empati dan keseriusan dalam menanggapi masukan mereka.

📌 Tujuan: Stakeholder yang merasa dihargai cenderung lebih kooperatif.


3. Tetapkan Ekspektasi yang Jelas

  • Gunakan Project Charter dan Scope Statement untuk mendefinisikan batasan proyek.

  • Pastikan semua pihak memahami target, jadwal, dan keterbatasan sumber daya.

  • Dokumentasikan setiap kesepakatan agar tidak mudah diperdebatkan kembali.

📌 Tips: Gunakan bahasa yang sederhana namun spesifik, hindari asumsi.


4. Komunikasi Terstruktur & Konsisten

  • Jadwalkan pertemuan rutin (weekly update atau monthly review).

  • Gunakan laporan kemajuan yang transparan (progress report).

  • Hindari komunikasi mendadak tanpa konteks yang jelas.

📌 Tujuan: Mengurangi ruang untuk interpretasi yang salah dan rumor.


5. Gunakan Data & Bukti Nyata

  • Tunjukkan dampak nyata dari permintaan mereka terhadap waktu, biaya, dan kualitas.

  • Gunakan visualisasi seperti Gantt Chart atau Earned Value Analysis untuk memperjelas situasi.

  • Bandingkan alternatif solusi secara kuantitatif.

📌 Manfaat: Stakeholder cenderung menerima jika melihat bukti konkret.


6. Tetapkan Batasan dengan Profesional

  • Jika permintaan berlebihan, sampaikan batasan proyek secara tegas tapi sopan.

  • Gunakan persetujuan resmi (change request form) untuk setiap perubahan.

  • Libatkan sponsor proyek jika perlu untuk memperkuat keputusan.

📌 Prinsip: Tegas pada proses, fleksibel pada pendekatan.


7. Libatkan dalam Pengambilan Keputusan

  • Ajak stakeholder berperan aktif pada tahap perencanaan.

  • Berikan opsi dan minta mereka memilih, sehingga mereka merasa memiliki proyek.

  • Tunjukkan bahwa kontribusi mereka berdampak nyata.

📌 Efek: Rasa memiliki (sense of ownership) mengurangi resistensi.


8. Dokumentasi Setiap Interaksi

  • Catat keputusan, kesepakatan, dan permintaan khusus.

  • Simpan riwayat komunikasi untuk menghindari kesalahpahaman.

  • Gunakan email atau notulen rapat sebagai bukti formal.

📌 Fungsi: Melindungi tim dari klaim yang tidak sesuai fakta.

Kesimpulan

Stakeholder “susah” bukan berarti musuh proyek, melainkan pihak yang membutuhkan pendekatan komunikasi, kejelasan, dan bukti yang lebih kuat. Dengan mengidentifikasi lebih awal, membangun hubungan, menetapkan ekspektasi, dan mengelola komunikasi secara profesional, potensi konflik dapat diminimalkan.

Ingat prinsip utama: Jangan hanya mengelola proyek, kelola juga manusianya. Karena pada akhirnya, keberhasilan proyek sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan antar semua pihak yang terlibat.

Stakeholder “Susah” Diatasi

Komentar

Mohon maaf, form komentar dinonaktifkan pada halaman ini.

Quantitative Schedule Risk Analysis

Diposting oleh Teguh Imam Santoso

Quantitative Schedule Risk Analysis (QSRA) Mengenal QSRA (Quantitative Schedule Risk Analysis): Pendekatan Cerdas dalam Mengelola Ketidakpastian Jadwal Proyek 1. Sekilas tentang Project Management Dalam dunia Project Management, keberhasilan bukan hanya bagaimana menyelesaikan proyek sesuai budget, namun juga menyangkut ketepatan waktu dan kualitas output. Project Management modern mengintegrasikan berbagai aspek seperti scope, cost, quality, dan schedule….

Selengkapnya
25 Apr

Pengenalan Big Data: Apa Itu dan Mengapa Penting?

Diposting oleh admin

Di era digital saat ini, Big Data adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan volume besar data yang dihasilkan dengan kecepatan sangat cepat dan dalam berbagai format. Data ini sangat beragam dan mencakup berbagai jenis informasi yang berasal dari sumber yang berbeda, seperti media sosial, sensor, transaksi bisnis, dan banyak lagi. Pemanfaatan Big Data dapat…

Selengkapnya
28 Nov

Team Empowerment

Diposting oleh Teguh Imam Santoso

Team Empowerment: Membangkitkan Semangat Team Member Team Empowerment adalah kunci untuk membangun tim yang solid, produktif, dan penuh energi positif. Dalam dunia kerja modern, khususnya bagi Gen-Z yang mulai mendominasi workforce, semangat kerja tidak hanya ditentukan oleh gaji, tetapi juga oleh suasana kerja, engagement, dan rasa memiliki dalam tim. Ketika semangat team member terjaga, kinerja…

Selengkapnya
10 Sep

MARKETING FUNNEL

Diposting oleh Teguh Imam Santoso

Mengapa kita perlu marketing Funnel? Banyak orang berfikir bahwa berjualan adalah sekedar mempunyai produk yang akan dijual. Tidak peduli apakah itu barang, jasa atau barang dan jasa. Setelah itu kita menawarkan segencar dan sesering mungkin dimana-mana kepada orang yang mungkin berminat. Menawarkan produk bisa dengan membuka warung, toko, kantor, door to door atau berjualan keliling dengan…

Selengkapnya
30 Aug

Stakeholder “Susah” Diatasi

Diposting oleh admin

Stakeholder “Susah” diatasi: Tantangan & Solusi dalam Proyek Dalam manajemen proyek, stakeholder adalah individu atau kelompok yang memiliki kepentingan, pengaruh, atau keterlibatan terhadap proyek. Namun, tidak semua stakeholder mudah diajak bekerja sama. Ada tipe-tipe stakeholder yang sulit diatasi — entah karena tuntutannya berlebihan, sikapnya negatif, atau sering mengubah prioritas. Jika tidak ditangani dengan tepat, stakeholder…

Selengkapnya
12 Aug

PLTU Cold Hot Start

Diposting oleh Teguh Imam Santoso

Dalam sistem pembangkitan listrik tenaga uap, proses awal pengoperasian pembangkit — atau biasa disebut start-up — menjadi tahap krusial yang menentukan efisiensi, keandalan, dan umur teknis dari sistem secara keseluruhan. PLTU Cold, Hot Start atau Warm Start tidak hanya sekadar “menyalakan” pembangkit, tetapi melibatkan proses bertahap dan penuh kehati-hatian untuk menaikkan tekanan dan suhu secara…

Selengkapnya
22 Jul

Flow Accelerated Corrosion

BACKGROUND: Flow Accelerated Corrosion (FAC) is a critical issue in industrial systems where high-velocity fluids interact with metallic surfaces, leading to accelerated material degradation. Commonly found in power plants, oil and gas operations, and chemical processing facilities, FAC poses significant risks to system integrity, safety, and operational efficiency. Left unaddressed, FAC can result in costly…

Rp 7.950.000
Tersedia

Production Safety System

BACKGROUND: Risks yang bisa terjadi pada semua fasilitas produksi oil/gas di darat dan di lepas pantai pada umumnya: kebakaran atau ledakan; masalah lingkungan, kerusakan alat produksi, & cedera pada orang atau personel. Tujuan dari desain sistem keselamatan produksi adalah untuk mengurangi risiko bahaya yang teridentifikasi ke tingkat yang wajar dan diantisipasi dengan baik. Pembahasan akan…

Rp 7.950.000
Tersedia

Drilling & Completion Well Integrity

BACKGROUND: Well Integrity adalah penerapan teknis, operasional dan solusi secara terorganisasi untuk mengurangi resiko tidak terkendalinya siklus kehidupan suatu sumur migas dan menciptakan kondisi operasional yang optimum. Beberapa pengaruh dalam melakukan hal ini adalah kondisi sumur, kondisi lingkungan, dan kondisi peralatan yang dirancang dengan baik. Pemahaman secara advanced dari masalah Well Integrity, setidaknya harus mencakup…

Rp 14.950.000
Tersedia

RAM (Reliability, Availability, and Maintainability)

BACKGROUND: Studi RAM digunakan sebagai cara untuk menilai kemampuan sistem produksi (plant), baik yang beroperasi maupun yang masih dalam fase desain. Karena fasilitas & plant digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama, Studi Reliability, Availability, dan Maintainability mampu memberikan assessment ke dalam asset life time capabilities & memungkinkan bisnis untuk memaksimalkan laba atas investasi. RAM…

Rp 7.950.000
Tersedia

Substitution Equipment & Control Relay

BACKGROUND: In modern industrial operations, ensuring reliable power distribution and control is critical for minimizing downtime, maintaining safety, and optimizing performance. One key aspect of this is the management of substitution equipment and control relays, which play a pivotal role in the protection and automation of electrical systems. Substitution equipment serves as a backup in…

Rp 6.950.000
Tersedia
Diskon
9%

Petugas Penanganan Bahaya Gas H2S

Latar Belakang: Pelatihan ini wajib/perlu diikuti oleh setiap tenaga kerja yang bekerja sebagai Petugas Penanganan Bahaya Gas H2S. Pelatihan ini diberikan kepada tenaga kerja untuk membekali/meningkatkan Kesadaran, Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap seorang pekerja agar dapat: Menerapkan peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP yang berlaku Mencegah/Mengurangi…

Rp 5.000.000 Rp 5.500.000
Tersedia

Stakeholder “Susah” Diatasi